Translate

Mimpi dibentuk dari imajinasi dan kreativitasmu. Mimpi adalah cerita dari masa lalu atau keinginan yang kuat untuk masa depan. Jangan lelah untuk bermimpi, karena hidup berawal dari mimpi.

Rabu, 16 November 2011

Pedagang Tua Itu

Langkah yang melambat, fisik yang makin renta dan pendengaran yang makin berkurang tak membuatnya berhenti melangkahkan kaki dari rumahnya di daerah Cipeuyeum, Cianjur menuju daerah kota Bandung untuk berdagang asongan. Lelaki paruh baya berusia 82 tahun itu masih tetap tegar menatap rezekinya dengan pandangan penuh optimisme.
Ayah dari 5 orang putri dan 2 orang putra ini berniat tak ingin menyusahkan anak-anaknya dan lebih senang untuk mencari nafkah sendiri bagi dirinya dan juga istrinya yang masih setia mendampinginya. Semua putra-putrinya sudah berumahtangga, kelima orang putrinya tinggal bersama suami mereka dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan dua orang putranya ada yang bekerja sebagai buruh bangunan dan ada juga yang menjadi Tentara.
Lelaki bernama Sulaiman ini bercerita tentang hidupnya yang pernah merasakan getir dan pahitnya masa penjajahan Belanda dan masa penjajahan Jepang. Perjuangan yang beliau lakukan ternyata masih belum usai sesudah bangsa ini merdeka. Beliau masih harus melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami yang harus menafkahi istri yang beliau nikahi.
Sungguh tak terbayangkan dalam benak saya jika saya berada dalam posisi bapak Sulaiman tersebut. Bukan tak ingin meneladaninya atau menjadi tua seperti beliau, akan tetapi saya tak tahu hidup yang saya jalani kedepannya akan menjadi seperti apa. Saya memang mempunyai cita-cita, keinginan dan rencana untuk menjadi seperti ini dan itu, tapi yang namanya manusia hanya bisa berencana dan berbuat yang terbaik saat ini saja.

Pernah saya bertanya kepada beliau, “Bapak, naha teu cape icalan asongan ti Cianjur ke Bandung?” (Bapak, ga capek jual asongan dari Cianjur ke Bandung?)
Beliau pun menjawab, “Ari cape mah cape, tapi ieu tos jadi kawajiban bapak. Lamun bapak teu icalan, di bumi bade tuang naon?”(Capek sih capek, tapi ini sudah jadi kewajiban saya. Kalau bapak ga jualan, di rumah mau makan apa?)
Saya                            : “Naha teu calik sareng putra bapak atuh?” (Kenapa ga tinggal sama anaknya?)
Bapak Sulaiman          : “Bapak mah alim nyusahkeun anak, salila bapak masih keneh bisa usaha sorangan mah bapak mah mening usaha tina hasil sorangan.” (Bapak ga mau menyusahkan anak, selama saya masih bisa usaha sendiri, saya lebih baik berusaha dari hasil sendiri.)
Saya                            : “Ai bapak ngadamel nyalira tina icalan ieu (asongan berupa potongan mangga, kacang tanah, telur puyuh, dll)?” (Kalo bapak bikin sendiri barang dagangan ini?)
Bapak Sulaiman        : “Heunteu, bapak mah nyandak ieu ti pabrikna. Mun ngadamel nyalira mah teu aya modalna.” (Tidak, saya ngambil ini dari pabriknya. Kalau bikin sendiri mah ga ada modalnya)
Saya                            : “Owh.. teras bapak gaduh bati sabaraha tina hiji ieu teh? (sambil nunjuk barang dagangannya.)” (Owh.. terus bapak punya untung berapa dari satu bungkus ini?)
Bapak Sulaiman          : “Ah ngan sakedik, jang! Tina hiji ieu teh ti pabrikna diical Rp. 900,- ku bapak diical deui Rp. 1.000,-.” (Cuma sedikit, nak! Dari satu bungkus dari pabriknya dijual Rp. 900,- sama bapak dijual lagi Rp. 1.000,-)

Dari percakapan dan juga cerita di atas, sungguh tak bisa membayangkan jika hal itu terjadi pada saya atau terjadi pada ayah saya yang sudah almarhum. Saya pun ketika bertemu dengan bapak Sulaiman dan memiliki sedikit uang, saya membeli barang dagangannya bukan dengan maksud atau bukan karena ingin memakan barang dagangannya. Tapi, karena alasan tidak sanggup untuk membayangkan jika hal yang seperti beliau alami juga dialami oleh almarhum ayah saya. Umur bapak Sulaiman dengan almarhum ayah saya jika masih hidup mungkin tak berbeda jauh, karena ayah saya pun lahir di tahun ‘30an yang notabene sezaman dengan beliau.

Hikmah yang saya dapatkan dari beliau adalah bahwa ternyata orang-orang kecil yang ada didepan kamu bisa jadi adalah orang yang besar dan terhormat dalam kehidupan nyata. Selain itu, hikmah yang saya dapatkan adalah bahwa sedari muda mesti giat bekerja, agar tua nanti bisa memanen hasil dari kerja keras yang ditanam sedari muda.

0 komentar:

Posting Komentar

OhBelog!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites