Translate

Mimpi dibentuk dari imajinasi dan kreativitasmu. Mimpi adalah cerita dari masa lalu atau keinginan yang kuat untuk masa depan. Jangan lelah untuk bermimpi, karena hidup berawal dari mimpi.

Kamis, 15 April 2010

Sang Gila Perang dan Penghisap Darah

Ia berjanji mengakhiri perang di Irak, namun malah menambah pasukan di Afghanistan dan meningkatkan biaya perang.

Tak berselang lama setelah dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengajak Dunia Muslim dan Barat membuka lembaran baru. Ia memilih Kairo sebagai tempatnya beretorika, sebab Mesir masih menjadi salah satu 'magnet' dunia Islam.

Dalam pidatonya, Obama mengatakan Barat dan Muslim memiliki lebih banyak persamaan dibanding perbedaan yang dapat menyebabkan konflik. "Saya datang ke Kairo untuk memulai bagian baru dalam hubungan antara AS dan umat Muslim di seluruh dunia, hubungan yang berlandaskan saling menghormati dan kebenaran bahwa Amerika dan Islam tidak eksklusif dan tidak perlu bersaing," kata Obama di Univer-sitas Kairo, Kamis 4 Juni 2009.



Situs televisi FOX News memberitakan Obama memuji kontribusi Muslim kepada dunia modern. Ia juga mengingatkan bahwa dia berasal dari keluarga Muslim. Obama berharap rasa saling tidak percaya antara Timur dan Barat harus segera diakhiri. Ia juga menyatakan negaranya ingin menjadi mitra negara-negara Timur Tengah.

Kontan beberapa tokoh dunia Islam menyambut gembira pernyataan ini. Tapi banyak juga yang pesimistis karena mereka percaya itu hanyalah retorika Obama untuk mengambil hati dunia Islam yang sebelumnya telah dilukai secara mendalam oleh pendahulunya, George W Bush.

Ungkapan Obama itu ternyata tak terbukti. Semua hanya retorika. Ia tak ubahnya Bush yang doyan perang dan menghisap darah kaum Muslim. Ia tak mundur sedikitpun dari arena perang di Irak, dan Afghanistan.

Janjinya mengakhiri perang di Irak hanya pepesan kosong. Padahal dulunya ketika kampanye ia berujar: "Saya menentang perang ini tahun 2002 .... Saya telah melawan itu pada tahun 2002, 2003, 2004, 5, 6, 7, 8," katanya pada Maret 2008. Ia pun berkata: "Saya akan membawa perang ini berakhir pada tahun 2009. Jadi jangan bingung dan khawatir."

Pikiran gila perang tampaknya menular ke otak Obama. Belum genap setahun berkuasa, Obama pada awal Desember 2009 mengumumkan resmi akan menambah 30.000 prajurit AS ke Afghanistan dengan perkiraan biaya US$ 30 milyar. Padahal AS sendiri tahun anggaran 2009 mengalami defisit anggaran mencapai US$1,4 triliun. Apa yang sebenarnya dicari AS?

Ia beralasan, pengiriman tambahan 30.000 prajurit AS ke Afghanistan adalah 'untuk kepentingan nasional' Amerika Serikat. "Sebagai Panglima Ter-tinggi saya telah bertekad bahwa ini, pengiriman tambahan 30.000 prajurit ke Afghanistan, adalah demi kepentingan nasional kita. Setelah 18 bulan, tentara kita akan mulai dipulangkan," kata di depan para kadet yang berkumpul di akademi militer bergengsi AS, West Point.

Obama mengatakan kepada para kadet, tidak mudah baginya mengambil keputusan mengirim mereka ke dalam perang. "Ini adalah sumber daya yang perlu kita raih, sementara membangun kemampuan Afghanistan yang dapat memungkinkan peralihan bertanggung jawab pasukan kita keluar Afghanistan," katanya.

Tidak berhenti di situ, Obama pun mengusulkan dana tambahan perang kepada parlemen di negaranya. Lihat saja, ia berencana mengajukan proposal kepada Kongres AS mengenai tambahan dana perang sebesar US$ 33 milyar. Dana itu akan digunakan untuk perang di Afghanistan dan Irak. Padahal Dephan AS juga meminta US$ 708 milyar untuk tahun anggaran 2011.

Permintaan untuk tambahan dana ini diajukan pada saat bersamaan ketika tahun lalu mereka meminta dana perang. Namun permintaan tambahan anggaran ini dipercaya akan mendapat restu dari para penghuni Capitol Hill alias parlemen AS. Tak diragukan, dengan berbekal semangat memberantas teroris, Obama akan mendapat lampu hijau dari Demokrat serta partai pesaing, Partai Republik.

Secara keseluruhan, Pentagon mengatakan anggaran per-tahanan negara akan mencapai US$ 616 milyar pada 2012. Kemudian US$ 632 milyar di 2013, US$ 648 milyar untuk 2014, dan US$ 666 milyar di 2015. Kongres sendiri agak sedikit skeptis karena selama ini kenyataannya selalu lebih banyak ketimbang rencana anggaran yang diajukan.

Terpenting, adalah pernyataan kebijakan Obama untuk empat tahun pemerintahan dalam mencapai tujuan perangnya. Tahun ini, AS akan memfokuskan penggunaan dana untuk pasukan operasi khusus, memberantas senjata pemusnah massal, ancaman terorisme, keamanan dunia maya, serta armada perang.

Membunuh Ribuan Orang

Karakter haus darah Obama dalam perang ini bisa dilihat di Irak dan Afghanistan. Selama tahun 2009 -setahun masa pemerintahannya- pasukan AS membunuh 4.497 warga Irak. Kelompok hak asasi manusia Irak, Body Count, mengungkapkan korban sipil yang tewas sebanyak itu sedikit di bawah jumlah korban 2008 yang mencapai 4.500 orang.

Laporan Body Count juga mencatat beberapa masalah yang meningkat pada 2009 seperti bertambahnya pengeboman berskala besar yang menewaskan lebih dari 50 warga sipil dalam satu serangan. Pada tahun sebelumnya, 534 warga tewas dalam sembilan serangan dibandingkan dengan 750 warga yang tewas dalam delapan serangan pada 2009.

Sementara di Afghanistan, korban kekejaman tentara pendudukan di bawah pimpinan Amerika tak kalah banyaknya. Tahun lalu, merupakan tahun dengan korban tewas terbanyak setelah tumbangnya Taliban. PBB mengumumkan di Kabul, jumlah warga sipil yang tewas ada lebih dari 2.400 orang. Bak lempar batu sembunyi tangan, tentara pendudukan menuding sebagian besar adalah korban tentara Taliban. Tentu tudingan ini tak masuk akal karena Taliban sedang berjuang mengusir para penjajah.

PBB juga menemukan fakta bahwa sekitar 60 persen korban tewas warga sipil adalah akibat serangan udara. Ini sekaligus bisa membalik tudingan bahwa yang menyebabkan jatuhnya korban sipil adalah tentara para penjajah di bawah komando Amerika.

Secara tidak langsung, Amerika juga ada di balik pembantaian bangsa Palestina. Buktinya AS di awal pemerintahan Obama tak menghentikan tindakan biadab Israel membunuh lebih dari 1.300 warga Palestina. Obama tidak sedikitpun menyinggung tragedi umat manusia terbesar di tahun 2009 tersebut. Dia malah membela tindakan israel.[] mujiyanto

sumber : www.mediaumat.com

0 komentar:

Posting Komentar

OhBelog!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites