Translate

Mimpi dibentuk dari imajinasi dan kreativitasmu. Mimpi adalah cerita dari masa lalu atau keinginan yang kuat untuk masa depan. Jangan lelah untuk bermimpi, karena hidup berawal dari mimpi.

Kamis, 15 April 2010

Amerika Untung, Indonesia Buntung

Kamis, 15 April 2010

Kunjungan Obama ke Indonesia tidak lain hanyalah untuk memperkuat cengkeraman Amerika atas Indonesia.

Banyak pihak menyambut gembira kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia Maret mendatang. Tak terkecuali murid SDN Menteng 01, tempat Obama dulu pernah belajar di pendidikan dasar pada tahun 1960-an.

SBY dan Barrack Obama

Bahkan hubungan emosional itulah yang kini dieksploitasi habis-habisan untuk menutup agenda tersembunyi kunjungan presiden negara adidaya tersebut. Media massa pun terbawa oleh propaganda tersebut sehingga seolah buta terhadap kebijakan Obama di dunia internasional khususnya terhadap umat Islam.

Betapa Obama digambarkan sebagai sosok yang manis ketika masih SD. Teman-temannya diwawancara. Gurunya diminta berkisah tentang mantan anak didiknya ini. Bekas rumahnya pun disorot. Ujung-ujungnya, Obama seolah diibaratkan pembesar yang layak dinantikan kedatangannya.


Ini adalah sebuah model penyesatan. Bisa saja, Obama kecil adalah anak manis yang layak disayang. Tapi itu dulu, tak ada hubungannya dengan sekarang. Tak sama lagi Obama kecil dan Obama tua. Sekarang Obama adalah pemimpin dari sebuah negara penjajah. Ia bukan lagi anak manis, tapi sosok yang pintar berdiplomasi di balik kekejamannya membantai kaum Muslimin.

Ada hal yang jarang diperhatikan orang di balik kunjungan Obama ke Indonesia. Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs menyatakan kunjungan ini bertujuan mempererat lagi hubungan penting Pasifik Raya.

"Lawatan ini merupakan bagian penting dari upaya terus-menerus Presiden untuk memperluas dan memperkokoh persekutuan yang penting untuk memajukan keamanan dan kemakmuran kita," kata Gibbs. Ia menyebut Obama akan meresmikan kemitraan komprehensif AS-Indonesia untuk memperdalam lagi hubungan antarkedua negara.

Seorang peneliti dan senator Christoper Bond mengatakan, kunjungan Obama ini dapat menjadi tanda apresiasi AS atas peran Indonesia dalam penegakan HAM, serta kontribusinya dalam menjaga stabilitas di Asia Tenggara. Dalam konstelasi politik global, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berada di ketiak Amerika.

Apalagi sebelumnya Presiden SBY pernah berujar: "I love the United States, with all its faults. I consider it my second country (Saya mencintai Amerika Serikat, dengan segala kesalahan-kesalahannya. Saya menganggap Amerika Serikat sebagai negeri kedua saya)," demikian laporan Paul Dillon, koresponden Al Jazeera, 4 Juli 2004, mengutip laporan tahun 2003 dari the International Herald Tribune. Kutipan di atas dikatakan oleh SBY saat berkunjung ke Amerika Serikat pada tahun 2003. Waktu itu dia sebagai Menko Polkam kabinet Megawati.

Tak aneh bila, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin seperti dikutip Tempo-Interaktif (21/1/2009) menyatakan tidak perlu terlalu berharap dengan kepemimpinan Obama. "Jangan terlalu berharap, yang tidak akan jadi kenyataan," katanya. Namun, hubungan emosional itu bisa jadi modal membina hubungan baik dengan Amerika. "Tapi tetap berhati-hati," katanya.

Karena itu, harapan beberapa kalangan bahwa kunjungan Obama ini akan meningkatkan citra Indonesia di mata internasional, tak akan terwujud. Sebaliknya, kunjungan Obama ini kian menunjukkan arah politik luar negeri Indonesia yang tidak lagi bebas aktif tapi membebek kepada Amerika. Citra yang muncul justru citra sebagai negara antek.

Kalau citra yang dimaksud adalah citra pribadi Presiden SBY di mata Presiden Obama, jelas kunjungan ini akan menuai hasil. Soalnya SBY akan dinilai loyal terhadap Amerika. Sebaliknya bagi sebuah negara, kunjungan ini tak akan dampak yang berarti bagi citra Indonesia karena citra adalah nilai yang dibangun dari sebuah ideologi dan ditunjukkan dengan kekuatan politik, ekonomi, dan budaya secara nyata.

Beberapa kalangan berharap kunjungan ini juga akan berdampak masuknya investasi baru Amerika ke Indonesia. Sinyal ke arah itu sudah tampak setelah beberapa waktu lalu milyader George Soros datang ke Indonesia. Ia ketemu Wapres Boe-diono. Tidak diketahui apa yang dibicarakan keduanya. Yang pasti, akhir tahun lalu beberapa pengusaha AS mengincar pembangunan pembangkit listrik.

Masuknya investasi AS bisa jadi kian menjerat Indonesia. Ingat tulisan John Perkins dalam bukunya "Confessions of an Economic Hit Man", Amerika tidak akan masuk sebagai pengusaha saja tapi sekaligus mengatur seluruh tataran negara agar mereka bisa mengeruk keuntungan lebih banyak lagi dengan aman. Bukankah ini penjajahan?

Oleh karena itu, sangat sulit sebenarnya harus berprasangka baik kepada Amerika, khususnya kepada Obama. Soalnya fakta-fakta menunjukkan Amerika tetaplah Amerika, negara yang secara politiknya adalah imperialis dan secara ekonomi adalah kapitalis.[] humaidi

sumber : www.mediaumat.com

0 komentar:

Posting Komentar

OhBelog!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites