Translate

Mimpi dibentuk dari imajinasi dan kreativitasmu. Mimpi adalah cerita dari masa lalu atau keinginan yang kuat untuk masa depan. Jangan lelah untuk bermimpi, karena hidup berawal dari mimpi.

Minggu, 29 Mei 2011

Malang Nian Nasibmu di Liga Champions (1999-2011)

Berbicara UEFA Champions League atau UCL sangat identik dengan pembicaraan gelontoran Prize Money yang bisa membuat klub yang menjuarainya bisa menjadi klub terkaya di dunia. Selain itu, para topskorernya pun digadang-gadang bakal menjadi calon pemain terbaik dunia di tahun selanjutnya. 
 
Hal itu terbukti ketika Kaka menjadi topskorer di musim 2006/2007 lalu awal tahun 2007 menjadi peraih Ballon D'Or dan Pemain Terbaik Dunia. Begitu pula dengan Cristiano Ronaldo di musim 2007/2008 yang mengalami nasib serupa dengan Kaka yang saat ini jadi rekan satu timnya di Real Madrid. Hal yang serupa pun berlaku bagi Lionel Messi yang menjadi topskorer dua musim berturut-turut di 2008/2009 - 2009/2010. Dan Messi pun masih akan menjadi yang terbaik di dunia lagi karena memiliki modal setelah mencetak gol kemenangan atas Manchester United tadi malam (29/05) dan menjadi topskor lagi. Banyak sekali prestise yang dihadirkan oleh Liga Champions Eropa ini.
Kaka' saat berkostum AC Milan
Lionel Messi

Cristiano Ronaldo saat menjuarai UCL 2007/2008
 
Selain berbicara mengenai prestise dan prestasi, UCL juga menghadirkan fakta bahwa tak semua orang, ataupun klub yang berkecimpung di arena Liga Champions akan mendapatkan sukses. Selain yang sukses menorehkan sejarah, masih banyak pula yang gagal menorehkan sejarah di arena Liga Champions diantaranya adalah :

1. Michael Ballack
Michael Ballack di tahun 2002
Selama berkiprah di dunia sepakbola Eropa bersama Bayer Leverkusen, Bayern Muenchen dan juga Chelsea, tak pernah sekalipun Ballack memegang trofi UCL. Prestasi terbaik yang ditorehkannya hanyalah sebagai finalis bersama Bayer Leverkusen di tahun 2001/2002 dan Chelsea di tahun 2007/2008 dikalahkan oleh Real Madrid lewat tendangan voli spektakuler Zinedine Zidane serta Manchester United lewat drama adu penalti.



2. Pavel Nedved
Nedved saat memenangi Ballon D'Or
Setali tiga uang dengan Michael Ballack, Pavel Nedved pun tak pernah merasakan gelar juara UCL bersama klubnya Sparta Praha (Ceko), Lazio dan Juventus (Italia). Lebih tragis lagi, karena Pavel Nedved bukan hanya tak merasakan gelar juara UCL tapi juga tak merasakan atmosfir final Liga Champions versus AC Milan karena harus mendapatkan akumulasi kartu kuning di partai semifinal kedua. Dan akhirnya, AC Milan-lah yang mendapatkan gelar juara. Akan tetapi, karena permainannya yang terhitung baik, Pavel Nedved pun mendapatkan gelar Ballon D'Or atau Pemain Terbaik Eropa.

 
 
3. Arsene Wenger
Dari para juru taktik, nasib Arsene Wenger pun sama saja dengan nasib Nedved dan Ballack. Karena dari belasan tahun menahkodai Arsenal hanya gelar Liga Champions saja yang belum pernah dirasakannya. Kesempatan pertama di final pertamanya di tahun 2005/2006, Wenger dikalahkan oleh Frank Rijkaard bersama Barcelona yang saat itu dijuluki Los Cosmicos yang masih dihuni oleh Ronaldinho, Samuel Eto'o, Deco Souza, Ludovic Giuly dan Rafael Marquez.




4. Roman Abramovic
Setelah mengambil alih kepemilikan Chelsea pada musim 2002/2003, Roman Abramovic rela menggelontorkan uang ratusan juta poundsterling untuk membangun skuad yang mumpuni serta pelatih-pelatih hebat untuk menyajikan gelar bagi klub yang dimilikinya yaitu Chelsea Football Club. Hasilnya memang cukup mencengangkan, dalam waktu kurang dari 2 tahun kepemimpinannya akhirnya Chelsea mendapatkan gelar Liga Inggris pada 2004/2005 yang 50 tahun ditunggu-tunggu oleh fans Chelsea.
Gelar-gelar domestik lain pun berdatangan melengkapi gelar juara Liga Inggris seperti Community Shield, FA Cup dan Piala Liga. Akan tetapi hanya 1 gelar yang belum didapatnya yaitu gelar Liga Champions. Saking penasarannya, Abramovic mendatangkan Jose Mourinho, Avram Grant, Luiz Felipe Scolari, Guus Hiddink, dan Carlo Ancelotti untuk membawakan trofi Liga Champions ke dalam lemarinya. Tapi tak ada satu pun yang berhasil. Kesempatan pertama di final pada musim 2007/2008 pun harus kandas karena kalah lewat drama adu penalti oleh Manchester United.
 
5. Valencia
Jika ditanya mengenai klub yang paling "sial" di Liga Champions, mungkin jawabannya adalah Valencia. Kenapa? Karena Valencia mencapai final yang didambakan Liga Champions UEFA pada tahun 2000 dan 2001, tetapi sayangnya mereka terperangkap Piala kutukan dengan mereka dan mereka kehilangan kedua pertemuan. Valencia kehilangan final tahun 2000 lawan Spanyol Real Madrid 3-0 dan adu penalti dikalahkan oleh raksasa Jerman Bayern Munich tahun berikutnya.(arai-29/5/11)

0 komentar:

Posting Komentar

OhBelog!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites