Suatu ketika di sebuah taman, terdapat seorang ayah yang sudah tua
dan seorang pemuda yang merupakan putranya sedang duduk disebuah bangku. Lalu, datang seekor burung gereja yang hinggap di dedaunan. Kemudian sang ayah bertanya pada anaknya, "Itu apa?".
Si pemuda pun menjawab, "Burung gereja." sambil membetulkan letak koran yang sedari tadi dipegangnya.
Ayah itu kembali bertanya, "Itu apa?"
Dengan sedikit kesal si pemuda menjawab, "Sudah kubilang burung gereja!"
Burung gereja pun terbang mendengar "hentakan" si pemuda pada ayahnya, lalu ada burung gereja lain yang berjalan di halaman dekat dengan ayah dan pemuda yang duduk tersebut. Dan kembali, ayah tersebut bertanya pada anaknya,"Itu apa?"
Mulai kehilangan kesabarannya si pemuda menjawab, "Burung gereja, papa! Burung gereja! Burung g-e-r-e-j-a!"
Sang ayah masih tetap bertanya, "Itu apa?"
Si pemuda benar-benar kehilangan kesabarannya dan berkata, "Papa kenapa sih? Sudah berkali-kali aku katakan itu burung gereja! Mengapa papa tak mengerti juga?"
Sang ayah lalu berdiri dari kursi taman dan beranjak ke dalam rumah. Si pemuda bertanya, "Papa mau kemana?". Sang ayah hanya menunjukkan telapak tangannya dengan maksud agar putranya tersebut tidak mengikutinya. Sang ayah masuk ke dalam lalu beberapa waktu kemudian beliau kembali ke taman dan duduk di samping putranya.
Kemudian sang ayah memberikan sebuah diary yang dipegangnya dan menyuruh putranya untuk membaca diary tersebut keras-keras. Lalu si pemuda tersebut membaca diary ayahnya yang berisi :
NB : Ternyata memang beda antara kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya dan kasih sayang yang diberikan oleh seorang anak pada orang tuanya. Astaghfirullah hal adziim.. T_T
*Saya harus lebih sadar lagi...
Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=vP0DRYdVupQ
dan seorang pemuda yang merupakan putranya sedang duduk disebuah bangku. Lalu, datang seekor burung gereja yang hinggap di dedaunan. Kemudian sang ayah bertanya pada anaknya, "Itu apa?".
Si pemuda pun menjawab, "Burung gereja." sambil membetulkan letak koran yang sedari tadi dipegangnya.
Ayah itu kembali bertanya, "Itu apa?"
Dengan sedikit kesal si pemuda menjawab, "Sudah kubilang burung gereja!"
Burung gereja pun terbang mendengar "hentakan" si pemuda pada ayahnya, lalu ada burung gereja lain yang berjalan di halaman dekat dengan ayah dan pemuda yang duduk tersebut. Dan kembali, ayah tersebut bertanya pada anaknya,"Itu apa?"
Mulai kehilangan kesabarannya si pemuda menjawab, "Burung gereja, papa! Burung gereja! Burung g-e-r-e-j-a!"
Sang ayah masih tetap bertanya, "Itu apa?"
Si pemuda benar-benar kehilangan kesabarannya dan berkata, "Papa kenapa sih? Sudah berkali-kali aku katakan itu burung gereja! Mengapa papa tak mengerti juga?"
Sang ayah lalu berdiri dari kursi taman dan beranjak ke dalam rumah. Si pemuda bertanya, "Papa mau kemana?". Sang ayah hanya menunjukkan telapak tangannya dengan maksud agar putranya tersebut tidak mengikutinya. Sang ayah masuk ke dalam lalu beberapa waktu kemudian beliau kembali ke taman dan duduk di samping putranya.
Kemudian sang ayah memberikan sebuah diary yang dipegangnya dan menyuruh putranya untuk membaca diary tersebut keras-keras. Lalu si pemuda tersebut membaca diary ayahnya yang berisi :
Hari ini putra bungsuku yang baru saja berumur 3 tahun duduk denganku di sebuah taman bersamaku. Manakala ada seekor burung gereja datang dan hinggap di depan kami berdua.
Anakku bertanya padaku sebanyak 21 kali, "Papa, itu apa?". Aku pun senantiasa menjawab sebanyak 21 kali bahwa itu adalah burung gereja. Saya peluk dia setiap kali dia bertanya hal yang sama. Tanpa marah sedikitpun, saya berikan kasih sayang kepadanya.
NB : Ternyata memang beda antara kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya dan kasih sayang yang diberikan oleh seorang anak pada orang tuanya. Astaghfirullah hal adziim.. T_T
*Saya harus lebih sadar lagi...
Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=vP0DRYdVupQ
0 komentar:
Posting Komentar