Translate

Mimpi dibentuk dari imajinasi dan kreativitasmu. Mimpi adalah cerita dari masa lalu atau keinginan yang kuat untuk masa depan. Jangan lelah untuk bermimpi, karena hidup berawal dari mimpi.

Rabu, 21 April 2010

Wanita Tak Perlu Emansisapi

21 April... yang diingat pertama kali oleh wanita negeri ini tentang 21 April adalah Hari Kartini. Dan dimana Hari Kartini ini dianggap sebagai tonggak kebangitannya Emansipasi Wanita atau Emansisapi Wanita (Entahlah... saya juga tak tahu masalah yang seperti itu.) Emanisapi Wanita ini selalu didegung-degungkan oleh Kaum Feminis yang selalu menginginkan persamaan dalam segala hal dengan para pria.

Jujur, buat saya yang merupakan seorang lelaki, persamaan antara laki-laki dan wanita tidak akan pernah ditemukan. Semua sudah memiliki kodratnya masing-masing. Dan kodrat itu tidak akan pernah berubah walaupun sampai akhir zaman. Dan sudah menjadi kodrat pula jika seorang lelaki adalah pemimpin bagi wanita, dan wanita adalah makmum bagi seorang laki-laki.

Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam QS. An Nisaa' ayat 34 :
artinya :
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,....."



Maaf, jika ayat Al-Qur'an itu dipotong karena belakangnya berujung pada masalah poligami yang "tidak begitu disukai" oleh para wanita. Dan pembahasan saya ini bukanlah tentang POLIGAMI tapi tentang PERSAMAAN ANTARA LAKI-LAKI dan WANITA yang kita kenal dengan nama Emansisapi. Selain itu, kita lihat para wanita lajang muslim yang belum menikah dan coba kita tanya mengenai calon suami seperti apa yang mereka cari? Saya yakin, lebih dari 70% akan menjawab mencari laki-laki yang bisa menjadi imam baginya kelak.

Jadi, persamaan itu tidak akan pernah ditemukan karena dengan kodratnya masing-masing para lelaki dan wanita bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing. Laki-laki yang dianggap kuat bisa melindungi wanita, dan wanita dengan kelembutannya bisa melindungi laki-laki dari kejenuhan menghadapi kerasnya dunia.

Dan yang menjadi pertanyaan bagi saya, persamaan apa yang dicari oleh wanita dengan mengagung-agungkan Emansisapi? Persamaan Kemuliaan? Persamaan Hak Berpendidikan dan Berkarir? atau Persamaan apa?

Jika Persamaan Kemuliaan yang dicari, maka tanpa Emansisapi Wanita pun para wanita itu telah mulia. Bahkan bukan hanya sekedar manusia biasa yang memuliakan, tapi Allah dan Rasul-Nya pun memuliakan kaum wanita. Tak percaya? Coba kita lihat bagian tubuh wanita! Ada satu bagian tubuh wanita yang diberi nama persis seperti nama Allah yaitu Rahiim. Dan seperti kita ketahui, Rahiim memiliki arti Maha Penyayang dan Rahim dalam tubuh seorang wanita pun memiliki peran rasa sayang seorang ibu terhadap bayi yang dikandungnya dan melindunginya dari dunia luar.

Selain itu dalam hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Muhammad SAW memuliakan ibu (wanita) seperti yang disabdakan oleh beliau :

Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah saw dan bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak aku hormati?” Beliau menjawab, “Ibumu! Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Rasul menjawab lagi, “Ibumu!” Ia balik bertanya, “Siapa lagi?” Rasul kembali menjawab, “Ibumu!” Ia kembali bertanya, “Lalu siapa lagi?” Beliau menjawab, “Bapakmu!” (Bukhari-Muslim)

Dalam hadits di atas, Ibu atau wanita disebut sampai 3 kali oleh Rasulullah sebagai orang yang berhak untuk dihormati, setelah itu baru Ayah atau lelaki. Jadi persamaan seperti apa lagi yang dicari? Karena persamaan kemuliaan, justru wanita yang lebih mulia dibanding laki-laki.

Persamaan Hak Berpendidikan ?


Konon katanya, RA Kartini mempelopori Emansipasi demi persamaan memperoleh pendidikan yang tinggi dan sama seperti laki-laki. Dan menurut Ensiklopedi Tokoh Indonesia, selepas sekolah di ELS (Europese Lagere School) setingkat Sekolah Dasar sesuai dengan adat dan kebiasaan suku Jawa itu, Kartini dipingit oleh orang tuanya. Jika itu yang dipermasalahkan, maka sudah jelas yang salah adalah adat dan kebiasaan suku Jawa saat itu. Karena dalam Islam, laki-laki ataupun wanita diberikan kesempatan untuk belajar. Karena kewajiban belajar itu untuk semua individu bukan hanya untuk laki-laki. Sebagai contoh, kita pasti kenal dengan Siti Aisyah yang menjadi satu-satunya wanita yang meriwayatkan hadits dari Rasulullah dan kebetulan beliau adalah istri dari Rasulullah. Jadi Islam itu, membebaskan wanita untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan.

Persamaan Hak Berkarir / Bekerja ?


Inilah yang membuat saya ingin tertawa dan menangis. Karena dengan cita-cita Persamaan yang seperti ini dunia serasa terbalik. Karena saat ini lebih banyak terlihat jika Wanita menjadi Kepala Keluarga dan laki-laki menjadi Ayah Rumah Tangga. Saya tak tahu ini salah siapa? Tapi memang kenyataan jika lebih banyak perusahaan mempekerjakan wanita daripada laki-laki. Dan banyak juga perceraian yang terjadi dikarenakan sang istri merasa lebih dari suaminya karena sang suami dinafkahi oleh sang istri dan sang suami hanya mengurusi rumah dan anak-anaknya. Bukankah itu tanda bahwa dunia sudah terbalik dan melanggar kodrat? Bukankah seharusnya suami yang menafkahi istri serta istri merawat dan menjaga anak-anaknya?

Menurut saya, wanita tak perlu persamaan apapun di dunia ini. Karena tanpa persamaan pun seorang wanita akan tetap mulia. Seperti ibu-ibu kita (khususnya ibu saya), beliau hanyalah seorang tamatan SD, dan beliau pekerjaan hanya sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi rumah tangga dan anak-anaknya. Apakah beliau tidak mulia? Bagi saya, ibu saya adalah wanita yang paling mulia di muka bumi ini. Jadi bagi saya, Wanita tak memerlukan Emansisapi... Wallahu a'lam bishshawwab.

NB : Buat yang namanya Eman, maaf namanya dibawa-bawa! Ini adalah bentuk kesengajaan saya sebagai penulis yang lebih suka menggunakan kata Emansisapi daripada Emansipasi.

0 komentar:

Posting Komentar

OhBelog!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites